Janji Atas Nama Cinta

June 05, 2011

Hari ini tepat 2 tahun aku menjalin sebuah hubungan dengan seorang lelaki bernama Andre. Entah kenapa saat ini hatiku merasa gelisah. fikiranku tidak sebahagia ketika aku merayakan anniversary setahun yang lalu. Bosan itu bukan jawaban dari kegelisahan hatiku saat ini. Tidak cinta juga bukan yang aku rasakan karena yang aku tahu aku sangat mencintai dan menyayanginya.

Banyak hal yang membuat aku merasa seolah bimbang dengan hubungan aku dengan Andre. Aku tak pernah merasa segalau saat ini. Lelaki yang mendampingi ku dengan sebutan kekasih, selalu ada menemaniku, menerima aku dengan apa adanya. Lelaki yang selalu menganggap aku sempurna.

Aku yang kini tersesat melangkah dengan membawa nama cinta di hatinya. Bersemayam di benaknya dengan membawa pesan atas nama cinta. Dan aku yang menyandarkan tiang cinta di dalam dadanya berharap dapat memahat kata cinta hanya untuknya. Tapi aku tak dapat melakukannya. Aku yang kini berpaling dari dirinya saat dia jauh dari ku. Entah mengapa janji yang pernah aku ucap semuanya telah berubah.

Tuhan inikah penghianatan janji atas nama cinta yang telah aku ucapkan? Kenapa janji ini seolah pudar Tuhan. Mengapa aku bisa mendustai orang yang telah mencintaiku apa adanya. Apa yang harus aku lakukan saat ini Tuhan?

Lamunan akan kecemasan ku terpecahkan oleh sura dep..dep suara getar telpon selulerku berbunyi, mengisyaratkan sebuah pesan pendek terkirim dan harus ku baca. Melihat nomor yang tertera di layar hape membuatku langsung mengetahui pengirimnya, siapa lagi kalau bukan Andre kekasih ku. Melihatnya membuat aku langsung membuka hapeku dan membaca pesan singkat itu.
"Happy Anniversary, i love you so much. Semoga hubungan kita semakin baik dan lancar.. amin." Isi pesan pendek itu.

Membaca sms itu membuatku merasa semakin cemas, dan akhirnya aku membalas pesan itu "Happy Anniversary for you too, i love you too."

Kecemasan yang kini aku rasa berawal dari pertemuanku dengan seorang pria rekan kerjaku di kantor. Pria yang baru ku kenal selama enam bulan dan telah dapat membuat hatiku berpaling. Pria itu bernama David, seorang pria keturunan Canada.

Entah mengapa sejak kedatangan Dave di kantor membuat hatiku seolah berbunga-bunga. Rasa ketertatikanku pada Dave mengaburkan ingatanku akan sosok pria yang selama ini mendampinginya. Ironisnya aku dapat menghalalkan segala cara untuk dapat bersama dengan Dave, termasuk membohongi Andre.

Aku dan Dave memang belum meresmikan hubungan kami sebagai seorang kekasih. Namun sikap kami menunjukan bahwa kami adalah sepasang kekasih. Dengan sadar aku memberi ruang yang telah terisi seolah kosong dan mempersilahkan Dave masuk ke ruang hatiku dengan menyingkirkan Andre.

Hubungan ku dengan Dave yang telah diketahui oleh rekan-rekan kerjaku di kantor tak membuatku malu untuk sesekali memberikan perhatian pada Dave. Apa karena rasa cinta yang membara di hatiku maka aku menjadi seorang yang begitu egois?

Tak ingin hanya dapat menjalin sebuah hubungan sebagai kekasih di kantor. aku dan Dave memutuskan untuk tinggal berada di atap yang sama. Menghabiskan malam bersama di sebuah apartemen kecil yang telah di sewa oleh Dave. Aku tahu bahwa cinta aku dan Dave adalah cinta buta. Bahkan aku dengan rela memberikan segala yang aku miliki untuk Dave. Aku sadar bahwa cintaku sudah terlampau batas-batas yang ada. Bahkan apa yang telah aku berikan pada Dave saat ini tak pernah aku berikan pada Andre.

Sampai suatu ketika seorang teman bernama Anggie menegur ku dengan berkata "Ra, lu tinggal bareng ya sama Dave? Kemarin gw lihat lu masuk ke apartment Dave. bener gak sih?"

"Ah lu salah liat kali, gw pulang ke rumah lah. Ngapain gw apartment Dave?" Kilahku pada Anggie.

"Masa sih gw salah lihat? Jelas-jelas itu elu! Gw hapal bener sama pakaian lu kemarin, dan lu lupa kalau gw tinggal di situ? Si Dave juga udah cerita tuh ke temen-temen yang lain katanya lu berdua tinggal bersama. Ya gw sih seneng-seneng aja kalo lu seneng, tapi sebagai temen gw cuma mau kasih masukan aja, apa lagi gw denger lu dah punya tunangan Ra. Gw gak mau lu nyesel, rasanya tertuduh tuh gak enak Ra. Jangan sampe nyingkirin tunanganlu malah bikin lu terjebak sama cinta yang gak jelas. Tapi gw yakin lu punya alasan atas semua inikan?" ungkap Anggie pada ku.

"Ehmm, tolong ya lu jangan cerita sama siapa-siapa. Gw gak pingin jadi heboh. tapi thanks ya atas masukan lu." Jawabku.

"Ok, tapi for info bulan depan anak si bos mau dateng ke Jakarta. Setahu gw dia pernah punya hubungan dengan Dave. Semoga aja kebaikan berpihak ke lu. Tapi gak ada salahnya lu konfirm ke Dave tentang hal ini." Saran Anggie padaku yang membuat ku terkejut.

"Ok, thanks ya." Jawabku lagi.

Dua minggu telah berlalu, aku yang kini dirundung rasa penasaran tentang hubungan Dave dengan Sarah putri atasan ku di kantor membuatku memberanikan diri untuk menanyakan kejelasan hubungan Dave dengan Sarah pada Dave. Saat itu Dave hanya memberikan jawaban bahwa hubungan dia dengan Sarah hanya masa lalu. Dan aentah mengapa aku mempercayainya.

Sampai suatu hari, Dave memintaku untuk keluar dari apartment dengan alasan bahwa ia ingin agar kami tidak mengalami kejenuhan dalam hubungan cinta kami. Aku yang saat itu sangat mencintainya dan percaya padanya langsung menyetujui hal itu.

Hampir dua bulan sudah aku tak tingaal bersama dengan Dave. Rasa rindu mulai menghantuiku. akhirnya aku memutuskan untuk mengunjunginya dia apartment. Ku masukkan kode verifikasi untuk membuka pintu apartment dengan tujuan untuk memberi kejutan. Entah mengapa nomor kode yang ku masukkan sesalu field.

Akhirnya aku putuskan untuk menekan bel phone dan perlahan pintu kamar apartment terbuka. Saat itu aku yang ingin memberikan kejutan malah seakan di beri kejutan dengan sesosok wanita muda yang cantik. Wanita itu sangat aku kenal, dia adalah Sarah putri atasan ku di kantor. Melihat sarah berdiri di depan ku hanya dengan menggunakan pakaian dalam tipis yang seksi membuatku tersungkur lemas ke lantai. Sampai seorang pria bule datang menuju ke arah kami dengan hanya memakai handuk di pinggang ku.

Menyaksikan hal itu hatiku tak hanya kaget melainkan gemetar di seluruh tubuhku. Bahkan aku tak berdaya menganggat tubuhku untuk bangkit. Saat itu tak hanya sebauah tangisan yang pecah dari ku. Bahkan aku baru menyedari kekeliruan yang aku lakukan. Dengan langkah tertatih kau melangkahkan kakiku meninggalkan apartment itu.

Rasa manis yang aku rasa seolah sirna hanya dalam hitungan menit. Dan hari ini tepat pada peringatan 2 tahun hubungan aku dengan Andre, aku memutuskan untuk mengakui semua kesalahanku. Aku bertekad untuk tidak membohongi Andre lagi dengan penyesalan atas kesalahan ku yang telah lalu.

Mungkin aku memang kan menyesal karena akan kehilang seorang pria baik hati, tapi aku tak ingin penyesalan selanjutnya datang menghampiri Andre karena kebohonganku selanjutnya. Aku yang saat ini merasa tidak layak berdampingan dengan Andre. Semoga aku dapat melanjutkan hidupku dengan baik setelah hari itu.

Hari yang ditentukan telah tiba, aku mencoba menguatkan diri untuk mengatakan secara jujur tentang semua kesalahan yang aku lakukan. Dengan nada terbata-bata aku mengutarakan semua sesal yang telah aku lakukan.

Mendengar pengakuanku Andre hanya terdiam. Aku tahu betapa terpukulnya ia mendengar hal ini. Beribu kata maaf yang aku utarakan tak satupun mendapatkan tanggapan. Aku memang tak dapat memaksa dia untuk memaafkan aku atas semua kesalahanku. Kini aku memang harus benar-benar siap untuk kehilangan segalanya dan aku sudah kehilangan segalanya atas kesalahanku. Untuk menghilangkan rasa sakit yang aku rasakan terhadap Dave aku memutuskan untuk resign dari pekerjaan. Aku hanya tak ingin menjadi pengemis cinta atas cintaku yang telah terhempas.

Dalam kesendirianku aku selalu berdoa untuk kebahagiaan Andre. Walaupun tak ada kata terucap untuk memaafkan ku, namun aku yakin dengan segala kebesaran hatinya sesungguhnya dia telah memaafkan ku. Langkah selanjutnya untukku adalah memperbaiki semua kesalahan di masa lalu untuk hidup lebih baik di masa yang akan datang.

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook