Segelas Susu Cinta

June 08, 2011

Suatu hari, Doni anak lelaki miskin yang hidup sebagai penjual asongan dari pintu ke pintu, menemukan bahwa di kantongnya hanya tersisa uang seribu rupiah, dan dia sangat lapar.

Doni kecil memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya. Akan tetapi doni itu kehilangan keberanian saat seorang anak perempuan membuka pintu rumah. Doni tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta segelas air putih.

Anak perempuan kecil tersebut melihat, dan berpikir bahwa Doni pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas susu dan sepotong roti. Doni meminum susu yang diberikan kepadanya dengan lambat, dan kemudian bertanya, "berapa saya harus membayar untuk segelas susu dan sepotong roti ini?"

Anak perempuan itu menjawab: "Kamu tidak perlu membayar apapun". "Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan," kata anak perempuan itu menambahkan. Lalu Doni kemudian menghabiskan susu dan rotinya dengan lahap dan berkata : "Dari dalam hatiku, aku berterima kasih pada Anda."

Lima belas tahun kemudian, anak perempuan tersebut berkembang menjadi seorang gadis muda yang cantik. Dengan paras yang manis dan tutur kata yang lembut dia selalu menjalini hidupnya dengan tabah. Sampai ketika dia harus mengalami sakit yang sangat kritis. Para dokter di kota tempat tinggalnya sudah tidak sanggup menganganinya. Mereka akhirnya mengirimnya ke Jakarta, dimana terdapat dokter spesialis yang mampu menangani penyakitnya tersebut.

Dr. Doni Kurnia Putra dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia mendengar nama kota asal si wanita tersebut, terbersit seberkas pancaran aneh pada mata dokter Doni. Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah sakit, menuju kamar si perempuan tersebut.

Dengan jas dokternya, ia menemui si perempuan itu. Ia langsung mengenali perempuan itu pada sekali pandang. Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa perempuan itu. Mulai hari itu, Ia selalu memberikan perhatian khusus pada kasus perempuan itu.

Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh hasil baik. Perempuan itu sembuh! Melihat kesahatan perempuan itu yang semakin membaik Dr. Doni sangat senang. Tetapi ada kesedihan tergurat di wajah Dr. Doni, dia tidak dapat sering bertemu dengan perempuan itu. Ana adalah nama perempuan itu. Tak dapat dipungkiri bahwa ada rasa ketertarikan Dr. Doni kepada Ana. Tapi dia pasrah bila suatu saat tidak dapat bertemu dengan Ana kembali. Lalu Dr. Doni meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya untuk persetujuan.

Dr. Doni melihatnya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan, dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien. Saat itu Ana merasa takut untuk membuka amplop tagihan, ia sangat yakin bahwa ia tak akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil seumur hidupnya.

Akhirnya Ana memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan ada sesuatu yang menarik perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. Ia membaca tulisan yang berbunyi.. "Telah dibayar lunas dengan segelas susu dan sepotong roti lezat.." tertanda, DR HDoni Kurnia Putra.

Membaca tulisan itu membuat Ana terkejut. Anak lelaki yang pernah ditolong olehnya saat ini berdiri tegap dengan balutan jas putih kedokterannya. Melihat anak lelaki itu jantung Ana merasa bergetar. Rasa takjub, heran bahkan senang menghinggapinya. Dilihatnya senyum ramah terpampang di wajah Dr. Doni. Saat ini duania seolah berbanding terbalik. Dahulu Ana kecil yang telah menolong Doni kecil, sekarang sebaliknya. Doni yang telah berubah menjadi Dr. Doni telah menolong Ana yang telah sakit, bahkan Ana harus terkejut ketika Dr. Doni mengaatakan ingin melamarnya.

Air mata kebahagiaan membanjiri mata Ana. Ia berdoa: "Tuhan, terima kasih, bahwa cintamu telah memenuhi seluruh bumi melalui hati dan tangan manusia. Kini aku bersyukur bahwa aku menemukan cinta sejatiku."

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook