Daun Musim Gugur

May 23, 2011

Pada suatu pagi di sebuah musim gugur, aku bekerja menyapu halaman luar rumahku. Pohon-pohon yang rindang di sekitar tampak berguguran daunnya. Walaupun bekerja dengan rajin dan teliti menyapu dedaunan yang rontok, tetap saja halaman dikotori dengan ranting dan daun.

"Aduh capek deh. Biarpun menyapu dengan giat setiap hari tetap saja besok kotor lagi. Bagaimana caranya ya supaya aku tidak harus bekerja terlalu keras setiap hari?" sambil masih memegang sapu, aku yang sibuk memutar otak memikirkan cara yang jitu.

Ibuku yang melintas, menghampiri dan menyapa ku, "Selamat pagi Anakku, kenapa kamu melamun? Apa gerangan yang sedang kamu pikirkan?"

"Eh, selamat pagi Bu. Saya sedang berpikir mencari cara bagaimana supaya halaman ini tetap bersih tanpa harus menyapunya setiap hari. Dengan begitu kan saya bisa mengerjakan yang lain dan tidak harus melulu menyapu seperti sekarang ini."

Sambil tersenyum Ibuku menjawab, "Bagaimana kalau kamu coba menggoyangkan setiap pohon agar daunnya jatuh lebih banyak. Siapa tahu, dengan lebih banyak daun yang gugur, paling tidak besok daunnya tidak mengotori halaman dan kamu tidak perlu menyapu."

"Wah ide Ibu hebat sekali!" segera aku berlari mendekat ke batang pohon dan menggoyang-goyangkan sekuat tenaga. Semua pohon diperlakukan sama, dengan harapan, setidaknya besok aku tidak perlu menyapu lagi. "Lumayan bisa istirahat satu hari tidak bekerja," kataku dalam hati dengan gembira.

Malam hari aku pun tidur dengan nyenyak dan puas. Ketika bangun keesokan harinya, cepat-cepat aku berlari keluar rumah menuju halaman. Seketika harapanku berubah kecewa saat melihat halaman yang kembali dipenuhi dengan rontokan daun-daun. Saat itu pula Ibu sedang ada di luar dan memperhatikan ulahku sambil berkata, "Anakku, musim gugur adalah fenomena alam. Bagaimanapun kamu hari ini bekerja keras menyapu daun-daun yang rontok, esok hari akan tetap ada daun-daun yang rontok untuk dibersihkan. Kita tidak bisa merubah kondisi alam sesuai dengan kemauan kita. Daun yang harus rontok, tidak bisa ditahan atau dipaksa rontok. Maka jangan kecewa karena harus bekerja setiap hari. Nikmati pekerjaanmu dengan hati yang senang, setuju?" kata Ibuku memberikan sebuah pelajaran hidup yang begitu berarti.

"Setuju bu. Terima kasih atas pelajarannya," segera aku berlari menghampiri sapunya.

Jika kita bekerja dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, maka pekerjaan yang kita lakukan akan terasa lebih ringan dan menyenangkan.

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook