Inilah Cinta Sejati Ku

June 21, 2011

Hari ini aku dan kekasihku menikah. Kami menggelar sebuah acara pernikahan yang sungguh megah. Semua kawan-kawan dan keluarga kami hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia ini. Suatu acara yang luar biasa dan sangat mengesankan bagi kami.

Aku yang berlakon sebagai mempelai wanita begitu anggun dalam balutan gaun putih yang ku kenakan dan rupa yang tampan nampak jelas terlihat pada sosok kekasihku dalam balutan tuxedo hitam yang gagah. Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan bahwa kami sungguh-sungguh saling mencintai.

Beberapa bulan kemudian, aku berkata kepada suamiku, "Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan" kataku sambil menyodorkan majalah tersebut.

"Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat
hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia" lanjutku kembali.

Suamiku setuju dan kami mulai memikirkan hal-hal dari kami yang tidak kami sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika salah satu diantara kami mencatat hal-hal
yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikkan kami bersama.

Malam itu kami sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak kami masing-masing. Besok pagi ketika sarapan, kami siap mendiskusikannya.

"Aku akan mulai duluan ya", kata ku pada suamiku. lalu aku mengeluarkan daftar yang telah ku tuliskan. Banyak sekali yang aku tuliskan untuknya, sekitar 3 halaman.

Ketika aku mulai membacakan satu persatu hal yang tidak aku sukai dari suamiku, aku memperhatikan bahwa airmata suami ku mulai mengalir. "Maaf, apakah aku harus berhenti?" tanyaku pada suami.

"Oh tidak, lanjutkan" jawab suamiku. Lalu aku melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, setelah selesai membaca, lalu aku kembali melipat kertasnya dengan manis diatas meja dan berkata dengan bahagia "Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu".

Dengan suara perlahan suamiku berkata "Aku tidak mencatat sesuatupun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah
dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang"

Mendengar hal itu hatiku tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suamiku. Bahwa suamiku menerima aku apa adanya. saat itu aku hanya menunduk dan menangis.

Cinta tak pernah memandang kekurangan orang yang kita sayangi dan kita cintai.

Cinta hanya akan membawa kebahagian dan saling berbagi untuk memahami kekurangan masing-masing, mencintai dengan apa adanya.

Cinta tak pernah menyakiti, yang sebenarnya adalah menambah kedewasaan dan cara berpikir kita untuk memandang hidup, sebagai kasih karunia Tuhan yang terbaik.

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook