Dukung Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa ASEAN

July 27, 2011


"Aku cinta Indonesia, budaya dan bahasa Indonesia." Slogan ini sudah sering kita dengar di media, baik elektronik, media cetak bahkan internet. Saya sedikit ingin memberikan kabar gembira untuk kita para generasi muda Indonesia yaitu dalam Forum "Roundtable Conference Indonesia-Malaysia" merekomendasikan penggunaan Bahasa Indonesia-Malaysia sebagai bahasa resmi di lingkungan Perhimpunan Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN) seperti yang diterima ASEAN Inter Parliamentary Association (AIPA), kata seorang pakar hubungan internasional.

Menurut Direktur Institut Kajian Internasional FISIP UIN Syarif Hidayatullah, Nazaruddin Nasution SH, MA "Forum itu telah mengeluarkan rekomendasi, salah satu di antaranya, penggunaan Bahasa Indonesia- Malaysia sebagai bahasa resmi di lingkungan ASEAN."

Nazaruddin Nasution mengatakan pihak-pihak terkait dalam forum itu akan menyampaikan rekomendasi tersebut dan berharap para kepala negara dan kepala pemerintahan anggota ASEAN dapat menyetujuinya dalam konferensi tingkat tinggi mereka nanti.Roundtable Conference Indonesia-Malaysia, yang berlangsung pada 25-26 Juli 2011 di Kuala Lumpur, diprakarsai Foreign Policy Study Group (FPSG)-Malaysia bersama dengan Eminent Persons Group (EPG)-Indonesia, the Indonesian Council on World Affairs (ICWA) dan Institut Kajian Internasional/FISIP UIN Syarif Hidayatullah.

Forum itu dihadiri berbagai wakil organisasi-organisasi masyarakat madani seperti akademisi, kalangan parlemen, LSM dan mantan diplomat kedua negara, yang lebih memfokuskan bagaimana mengembangkan kerja sama antarrakyat kedua negara (P-to-P) dalam kerangka "second track diplomacy" untuk memperkuat hubungan dan kerja sama antarpemerintah (G-to-G) kedua negara.Nazaruddin, mantan duta besar RI untuk Kamboja, mengatakan diperlukan komitmen dari Indonesia-Malaysia untuk memperjuangkannya pada saat keketuaan ASEAN dipegang oleh Indonesia saat ini.

Dia memberikan contoh bahwa di lingkungan organisasi regional kawasan Amerika (OAS) sejak lama telah digunakan bahasa Spanyol di samping Bahasa Inggris. Bahkan ASEAN Inter Parliamentary Association (AIPA) baru-baru ini juga telah menerima bahasa Malaysia-Indonesia selain Bahasa Inggris sebagai bahasa resmi organisasi tersebut.ASEAN beranggota Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam, dengan penduduk hampir 600 juta jiwa.Indonesia mendapat giliran untuk menjadi ketua ASEAN tahun 2011 dan menjadi tuan rumah KTT ASEAN ke-18 Mei di Jakarta.

Terkait dengan pembentukan Komunitas ASEAN 2015, dari pihak Indonesia tampil berbicara antara lain Sekretaris Eminent Person Group/EPG), Musni Umar, wakil akademisi Dekan FISIP UIN, Prof Dr. Bahtiar Effendy anggota Komisi I DPR Muhammad Najib, mantan diplomat Ibrahim Yusuf dari ICWA dan Nazaruddin Nasution dari Institut Kajian Internasional, serta Jumhur Hidayat, ketua BNP2 TKI.

Lebih jauh Nazaruddin mengatakan bahwa forum itu telah mengeluarkan rekomendasi: mengutamakan agar hubungan antar rakyat lebih diperkokoh melalui berbagai jalur, seperti antarparlemen, antar-LSM, akademisi, mahasiswa dan media massa, di luar upaya yang dilakukan antara pemerintah Indonesia dan Malaysia.

Disepakati untuk membentuk Parliamentary Caucus oleh parlemen kedua negara, pembentukan suatu Yayasan Pendidikan Indonesia-Malaysia, melaksanakan koordinasi untuk penanggulangan isu-isu nontradisional, seperti perdagangan manusia, terorisme dan perubahan iklim.

Hal penting lainnya yang diusulkan adalah perlunya dilaksanakan sistem pemantauan terhadap TKI, mengingat banyak kasus yang memprihatinkan terhadap nasib TKI, termasuk di Malaysia. Perlu pula dijalin pertukaran budaya, seperti Titian Muhibah, program TV, pertunjukan budaya/musik serta program bersama Indonesia-Malaysia Idol, di samping menjadikan TKI dan mahasiswa Indonesia di Malaysia sebagai " Iam Ambassador" yang akan memberikan jasa-jasa baik bagi kedua negara.

Sebagai anak bangsa Indonesia.. Yuk dukung!!

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook