Memahami Indonesia Melalui Budaya

November 13, 2014


Indonesia mempunyai banyak ragam budaya dan bahasa, tak hayal kalau Indonesia menjadi primadona di Asia. Ada banyak hal yang  sering terlontar dari benak wisatawan ketika kita menyebut Indonesia mulai dari alamnya yang indah, budaya, bahasa sampai gaya hidup modernisasi masyarakatnya dan yang paling membuat saya sedikit terbelalak adalah ketika Indonesia menjadi negara tujuan turis asing mencari wanita idaman. 

Indonesia bukan hanya menjadi surga alamnya yang indah, namun sebagian orang barat mengatakan kalau negara kita tercinta adalah surganya wanita cantik. Konotasi tersebut hampir membuat saya ternganga penasaran untuk menelisik makna sebutan itu. Seperti halnya cantik yang konon dianggap relatif juga dapat diartikan positif dan negatif. Ada yang menganggap cantik karena tampilan fisik orang Indonesia dengan kulit coklat, rambut hitam panjang dengan wajah ayu seperti ras Melayu Jawa yang memang termasuk ras tercantik di asia. Namun ada juga yang beranggapan cantik dengan makna sedikit menyimpang yaitu mencari wanita untuk bersenang-senang yang didukung oleh fenomena perempuan Indonesia yang mulai terbuka dalam memilih pasangan. Pada jaman dulu, perempuan yang menikah dengan orang asing kerap disebut negatif, kini pernikahan antar benua seolah menjadi tren hingga timbulnya istilah 'Bule Hunter'.

Tak ada yang salah dengan istilah tersebut karena setiap tindakan akan menghasilkan sebuah opini yang berbeda dari tiap-tiap individu. Tak semua bule hunter itu buruk. Kalau diamati mereka yang mempunyai pasangan orang asing mengaku senang, bangga dan menurut mereka, pasangan orang asing lebih romantis dan terbuka. Tidak terkungkung oleh istilah adat yang serba rumit. So, apapun pilihan teman-teman lakukan dengan suka hati dan jangan meninggalkan budaya Indonesia yang sangat beragam serta patut kita lestarikan.
Aktivitas belajar

Bicara tentang melestarikan budaya, saya akan sharing sedikit tentang pengalaman saya pada bulan Agustus sampai dengan Oktober lalu. Mengusung tema budaya, saya dan team membuat program English Program & Homestay at Kampung Inggris. Mengapa english program? Apa korelasinya dengan budaya Indonesia?

Saya akan jelaskan sedikit tentang kampung Inggris. Kampung Inggris adalah sebutan untuk sebuah desa kecil di Pare, Kediri, Jawa Timur. Disana terdapat 200 lebih tempat kursus bahasa Inggris dan masyarakatnya dapat berbahasa Inggris. Kota ini menjadi fenomena perkembangan bahasa Inggris dan menjadi sebuah pariwisata pendidikan. Biaya kirsus yang relatif murah membuat kampung Inggris menjadi tujuan wisata domestik dengan latar pendidikan.

Selama sepekan saya mendaulat acara English Program & Homestay at Kampung Inggris bersama siswa Yasporbi. Dalam hal ini memang saya tidak mengedepankan kelas bahasa Inggrisnya melainkan budaya masyarakat Pare dalam membangun pariwisata pendidikan yang sangat berkembang dengan pesat.

Zoo Secret Jatim Park 2
Program pelatihan bahasa Inggris di Kampung Inggris ini juga dapat menjadi solusi untuk masyarakat Indonesia yang ingin memperlancar bahasa Inggrisnya tanpa harus ke luar negeri. Budaya hidup bersih dan suasana asri pun ikut menjadi pendukung dan membuat para wisatawan merasa nyaman tinggal di Kampung Inggris.


Tak hanya Kampung Inggris, kota-kota sekitarnya pun sangat syarat akan unsur pendidikan seperti kota Batu di Malang, Surabaya, Blitar dan kota-kota lainnya. Dalam rentang program kami menyempatkan diri untuk berkunjung ke Candi Tegowangi, Goa Surowono, Makam Bung Karno di Blitar, Istana Gebang, Jatim Park 2 dan Museum Angkut serta Monumen Simpang Lima Gumul.

Museum Angkut, Malang
Ada banyak hal positif yang kami pelajari dari rangkaian program tersebut, bahwa Indonesia mempunyai miniatur kota-kota indah di dunia yang menjadi spot untuk dikaji dan dipelajari selain bisa foto-foto naris atau sekedaar selfie.

Tak hanya berhenti sampai disini, saya akan terus menyelusuri ragamnya budaya Indonesia untuk terus memahami Indonesia sebagai bangsa yang besar. Sampai jumpa diprogram saya selanjutnya!



You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook